Kisah Di balik Takdir, Cerpen Tentang Kanker Payudara

Justang Zealotous | 22.19 | 1 komentar

Kisah Di balik Takdir, Cerpen Tentang Kanker Payudara
Sebuah kisah yang mengangkat tentang penyakit mematikan bagi kalangan besar wanita. Cerpen yag ditulis oleh seorang cerpenis muda, Justang. Cerpen yang berjudul "Kisah Di balik Takdir" menceritakan tentang perjuangan seorang janda melewati masa hidupnya dengan penyakit kanker payudara. Seorang janda dengan tiga anak diceritakan dengan penuh intrik yang mengharukan dimana ia harus merawat dan mencari beberapa pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Ingin tahu bagaimana kisahnya, silahkan baca di bawah ini. Komentar kalau perlu :-D


Kisah Di balik Takdir
Sebuah keluarga yang harmonis merupakan impian setiap orang yang telah mengalami yang namanya pernikahan. Namun, setelah umur pernikahan sudah mulai remaja dan telah dihiasi tiga buah hati, pernikahan Rahmah dan Soleh berakhir dengan perceraian. Mereka memutuskan pernikahan dikarenakan ekonomi yang semakin kritis. Rahmah hanya mampu bersedih dan juga sedikit haru karena Soleh menyerahkan semua anak mereka ke Rahmah, ia menolak untuk memelihara anak karena takut menjadi penghalang tumbuhnya pundi-pundi uang di kantongnya. Sehingga setelah sidang perceraian telah selesai, Rahmah dan ketiga anaknya berkumpul meninggalkan Soleh sendiri.
Kehidupan baru mulai dirasakan Rahmah dan ketiga anaknya. Mereka hidup dengan penuh kesusahan. Namun demikian, Rahmah tidak pernah sedikit pun merasakan kesusahan itu disebabkan ia terus merasa bahwa hidupnya sangat beruntung ketika harus terus dekat dengan ketiga anaknya yang masih lucu dan menggemaskan. Anak Rahmah yang sulung telah berumur sekitar tujuh tahun, ia masuk Sekolah Dasar kelas 2 dan dua anak lainnya masih berada dalam tatapan hati Rahmah yang berumur dua dan empat tahun.
Keadaan ekonomi yang belum juga stabil membuat Rahmah berpikir keras untuk bagaimana membiayai semua kehidupan ia dan anaknya. Akhirnya ia memutuskan untuk mencari pekerjaan dengan bermodalkan ijazah SMA. Ia sangat berharap bahwa dapat diterima dalam suatu pekerjaan yang nantinya akan memberikan penghasilan untuk ia mengisi ruang ekonomi dalam kehidupan keluarganya. Meskipun ia harus jalan kaki keliling kota untuk mencari pekerjaan dan berteduh di bawah terik matahari yang begitu menyengat, ia tetap tegap berjalan dengan penuh semangat dan keyakinan yang tinggi memasuki puluhan lowongan pekerjaan yang ia temukan. Tapi sayang, pekerjaan yang dinanti tak kunjung menghampiri Rahmah. Hingga akhirnya ketika matahari mulai tampak bosan dan segera menutup diri dan tergantikan oleh sang rembulan yang selalu setia Rahmah pun menemukan suatu perusahan yang bersedia menampung dia untuk bekerja di tempat itu sebagai seorang buruh. Meskipun gajinya tidaklah terlalu besar namun ia tetap bersyukur bahwa inilah yang menjadi titik awal untuk dapat membiayai keluarga.
Berita bahagia tentang pekerjaan barunya tidak lewat untuk di ceritakan kepada ketiga anaknya. Anak-anaknya yang masih belum mengerti jelas mengenai hal itu hanya tersenyum manis yang sempat mereka gambarkan sehingga membuat hati Rahmah semakin bersinar terang dan melupakan sejenak semua masalah yang pernah ia hadapi.
Bekerja dan terus bekerja mulai dilakukan Rahmah di perusahaan tersebut. Hari demi hari terus terganti sejalan dengan pekerjaan yang dirasakan Rahmah mulai menarik dunianya. Satu bulan lamanya telah ia tempuh dalam pekerjaannya dan dari satu bulan itu bukanlah tanpa masalah namun ia masih bisa menanganinya. Tiba-tiba suatu hari ia merasa agak aneh dalam hal kesehatan, payudaranya ada sedikit benjolan. Ia mulai merasa takut karena ia memiliki keturunan pengidap kanker payudara. Karena ketakutan, Rahmah pun segera memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit. Setibanya ia dan selesai melakukan pemeriksaan, suatu hal mengejutkan akhirnya terjadi juga. Dokter berpendapat bahwa Rahmah mengalami gejala awal kanker payudara. Jika tidak segera ditangani kanker payudara itu akan semakin ganas. Melihat biaya yang begitu mahal membuat Rahmah mengurungkan niatnya untuk melakukan pengobatan.
Penyakit kanker payudara itu sedikit merusak kehidupan Rahmah yang mulai terlihat berdiri. Kesedihan yang dirasakan Rahmah atas penyakit yang dialaminya tidak dibagi kepada anak-anaknya, ia bersih teguh untuk membuat anaknya merasa tetap seperti dulu sebelum ia tahu penyakit tersebut. Pikirannya atas penyakit itu sangatlah memperihatinkan, ia sangat takut akan penyakitnya yang suatu saat nanti akan membuat ia meninggalkan dunia ini.
Atas penyakit yang dialaminya membuat Rahmah makin giat dalam soal pekerjaan. Tidak cukup dengan seharian bekerja sebagai buruh dengan gaji yang sedikit lumayan, pada malam hari ia terpaksa menjadi seorang pelayan di sebuah kafe. Karena pekerjaannya memiliki libur pada hari minggu, ia pun tidak menyiakan dengan istirahat di rumah melainkan ia mengambil pekerjaan lagi sebagai kernet meskipun pada awalnya terdapat sedikit penolakan dari supir angkot namun karena kasihan akhirnya ia bekerja juga di tempat itu. Ia melakukan semua ini agar bisa menabung dan mendapatkan uang yang lebih untuk melakukan pengobatan atas penyakit kanker payudara yang dialaminya.
Waktu berjalan semakin cepat, benjolan di payudara Rahmah makin membesar. Tanda-tanda tumor ganas mulai terlihat jelas. Rasa sakit dan nyeri mulai terasa. Kesakitan yang dialami Rahmah dan penyakit ganas tersebut ternyata tidak menjadi sebuah penghalang besar hidup Rahmah. Ia tetap semangat dan menganggap bahwa kanker payudara bukanlah penutup semua cahaya kehidupan yang harus ia rasakan. Bekerja tetap ia geluti, menjadi seorang buruh, pelayan dan kernet pada hari minggu. Ia merasa harus terus meneruskan perjuangannya untuk memberikan penghidupan yang layak bagi ketiga anaknya. Rasa tanggung jawab atas keluarga terus dirasakan.
Bekerja sepanjang hari dan hanya memiliki istirahat dan waktu untuk kumpul bersama keluarga sedikit hilang. Pada hari minggu ini akhirnya ia putuskan untuk tidak melakukan pekerjaan sebagai kernet, ia berniat untuk menikmati indahnya keluarga bersama ketiga anaknya karena merasa rindu atas semua itu. Kemudian pada kesokan harinya, ia kembali melanjutkan pekerjaan sebagai seorang buruh. Di tempat kerja, terjadi sebuah hal mengejutkan juga bahwa ia dipecat dalam pekerjaan itu karena ditemukan masalah yang mengganggu pekerjaan Rahmah. Ia sangat sedih atas apa yang telah terjadi. Meskipun demikian, itu tidak menjadi rambu rambu untuk menghentikan perjuangan Rahmah memberikan hal besar kepada ketiga anaknya, yaitu sebuah kehidupan yang luar biasa terbaik.
Akibat dipecatnya ia dalam pekerjaannya membuat ia kembali mencari pekerjaan baru dan ternyata dipekerjaan barunya lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Sebuah perusahaan ternama di Surabaya mempercayakan Rahmah sebagai karyawati dengan gaji yang lumayan besar dan selain itu pekerjaan itu tidak cukup berat hinggat membuat ia tidak harus bekerja setiap hari, cukup empat hari ia bisa melakukan pekerjaan itu. Dengan begitu tiga hari yang tersisa bisa ia gunakan untuk bekerja sebagai kernet yang pada akhirnya si supir angkot berharap Rahmah yang menggantikannya karena dengan keahlian menyetir yang ia punya, dengan semangat tinggi ia menerima hal itu.
Berbagai kejadian mengejutkan terus dialami Rahmah meskipun satu kejutan yang luar biasa sempat merusak hidupnya yaitu penyakit kanker payudara. Tapi karena sifat tegar dan penuh semangat tinggi dalam menjalani hidup, penyakit itu menjadi seakan hilang ditelan bumi.
Hampir satu tahun ia menjalani kehidupan yang sungguh pelik namun begitu membahagiakan dalam pekerjaan dan keluarganya. Jutaan kejutan yang terus terpancar dalam kehidupan Rahmah ternyata membuat dirinya menjadi lebih merasa sebagai sosok yang fantastis. Kehidupan gemilang mulai datang dengan perlahan. Gaji yang ia terima dari berbagai pekerjaanya membuat hidupnya mulai terlihat terang benderang. Kesulitan dan kesedihan yang ia alami menyusup seiring kebahagiaan yang menyelinap dalam keluarga Rahmah.
Melihat uang yang ia punya terasa cukup untuk melakukan mastektomi atau operasi pengangkatan payudara, akhrinya ia lakukan juga pengobatan itu. Selama operasi dilakukan, waktu terasa menggeliat, detik demi detik mengguncang jantung dan nestapa. Raut muka ketegangan terpancar di wajah setiap dokter yang melakukan operasi. Ketiga anak Rahmah yang diajak oleh teman kerja Rahmah untuk datang ke rumah sakit tempat operasi dilakukan mengeluarkan ekspresi kebingungan dengan situasi dan kondisi yang tergambar. Mereka belum terlalu jelas mengerti dengan kondisi yang dialami ibunya saat ini.
Dua jam waktu berlalu, dokter kemudian keluar dengan wajah terlihat begitu tidak menyenanangkan. Ia memberi tahu bahwasanya operasi yang dilakukan ternyata mengalami masalah dan membuat nyawa Rahmah melayang. Wajah sedih gelisah terlihat dalam raut muka teman kerja Rahmah. Setelah dijelaskan tentang meninggalnya Rahmah, ketiga anaknya mulai merasakan kesedihan itu, mereka menangis tersedu-sedu. Teman kerja Rahmah yang begitu baik kepadanya pernah mendapatkan sebuah wasiat disaat Rahmah masih menjalani hidup bahwa ketika ia telah tiada, ia berharap untuk membawa ketiga anaknya ke panti asuhan dan dengan sigap teman kerjanya melakukan hal itu dengan hati yang indah.
Setelah cukup lama penderitaan yang dialami Rahmah, akhirnya kanker payudara itu merenggut nyawa Rahmah. Namun demikian, Rahmah merasa berterima kasih dengan kanker payudara itu, karena hal itu ia bisa mengerti arti sebenarnya suatu kehidupan. Ia merasa tanpa penyakit itu, kehidupannya mungkin akan terlihat biasa saja, tanpa suatu hal yang membuatnya mengagumkan. Penyakit kanker payudara menjadi sebuah pengajaran besar bagi Rahmah. Meskipun tidak sempat menikmati secara penuh kehidupan gemilang bersama ketiga anaknya, ia tetap bangga bahwa ia bisa menghidupi anaknya dan memberikan penghidupan layak bagi keluarga yang ia miliki. Ia telah menyelesaikan tanggung jawab sebagai kepala keluarga.

Category:

About menyerap.blogspot.com:
Blog Menyerap adalah blog informasi yang aneh, unik, misteri, cinta, lucu, heboh, entertaiment dan semua artikel merupakan salinan dari berbagai sumber. Jika terdapat artikel yang telah didapatkan dari sumber Anda dan itu merugikan, silahkan kirim pengaduan di "Kontak Kami"

Comments
1 Comments

1 komentar:

Thanks for your visiting!


Buat Anda yang ingin menyampaikan saran, kritik, masukan, kesan atau pesan dengan artikel ini. Silahkan berikan komentar Anda di bawah ini. Jika Anda TIDAK memiliki akun google, silahkan ganti dengan NAME/URL.


Peringatan!
Komentar dengan menggunakan unsur SARA, PORNOGRAFI, LINK, PROMOSI, atau yang berbau sinis lainnya. Tidak akan kami tayangkan.